Menguasai Strategi Trading dengan Bollinger Bands

Diterbitkan: 2024-03-08

Penemuan indikator Bollinger Bands dikreditkan ke analis Amerika John Bollinger, yang pada tahun 1984 mulai menciptakan sistemnya sendiri untuk analisis dan perhitungan investasi. Setelah menghabiskan sekitar tujuh tahun dalam upaya ini, Bollinger memperkenalkan sistemnya kepada komunitas investasi dan perdagangan pada awal tahun 1990an. Indikatornya dengan cepat mendapatkan popularitas di kalangan pelaku pasar, diadopsi oleh banyak trader dan masih banyak digunakan hingga saat ini. Saat ini, John Bollinger adalah pemilik perusahaan keuangan Bollinger Capital Management Inc., yang menggunakan metode yang dikembangkannya.

Ide di balik Bollinger Bands adalah menggabungkan indikator tren, indikator volatilitas, dan osilator menjadi satu. Garis-garis tersebut menggambarkan arah dan kisaran fluktuasi harga pada grafik, dengan mempertimbangkan karakteristik tren dan volatilitas fase pasar saat ini. Secara grafis, indikator ini terdiri dari tiga garis: rata-rata bergerak di tengah, yang mewakili arah utama pergerakan, dan dua garis yang membatasi grafik harga di kedua sisi, yang mencirikan volatilitasnya.

Garis atas dan bawah adalah rata-rata pergerakan yang sama tetapi digeser oleh beberapa deviasi standar (root-mean-square). Karena deviasi standar bergantung pada volatilitas, pita menyesuaikan lebarnya: deviasi ini meningkat ketika pasar tidak stabil, misalnya, selama rilis berita, dan menurun pada periode yang lebih stabil. Oleh karena itu, indikator ini menggabungkan fungsi osilator dalam bentuk yang lebih nyaman, memungkinkan trader menilai kondisi jenuh beli atau jenuh jual suatu instrumen secara langsung pada grafik, dengan mempertimbangkan amplitudo fluktuasi.

Memanfaatkan Bollinger Bands dalam Trading Forex

Selain penerapannya dalam pengaturan perdagangan tradisional, Bollinger Bands juga banyak digunakan dalam strategi pendanaan Forex .Trader sering menggunakan pita ini untuk mengukur volatilitas pasangan mata uang dan mengidentifikasi potensi titik masuk dan keluar di pasar valas. Sifat Bollinger Bands yang adaptif, menyesuaikan diri dengan kondisi pasar dengan memperluas dan berkontraksi berdasarkan volatilitas, menjadikannya sangat cocok untuk perdagangan valas. Dengan memasukkan Bollinger Bands ke dalam strategi pendanaan valas mereka, pedagang dapat menavigasi lingkungan pasar valas yang dinamis dengan lebih baik dan memanfaatkan peluang perdagangan dengan presisi dan kepercayaan diri yang lebih baik.

Metode Menghitung Rata-Rata Pergerakan

Sebaiknya pilih metode penghitungan rata-rata pergerakan yang paling jelas mencerminkan pergerakan harga dalam sejarah. Di Quik, tersedia jenis rata-rata berikut: sederhana, dihaluskan, eksponensial, dan disesuaikan volume.

Untuk menghitung moving average, harga penutupan (close), harga pembukaan (open), harga tertinggi (high), harga terendah (low), median = (high+low)/2, dan tipikal = (high+low+close)/ 3 dapat digunakan. Disarankan untuk menggunakan harga close atau harga tipikal.

Menyiapkan Indikator

Aturan utama saat membangun Bollinger Bands adalah pernyataan berikut – sekitar 5% harga harus berada di luar garis ini, dan 95% di dalam. Pada saat yang sama, harga harus secara berkala menyentuh batas saluran, dan selama pergerakan tajam, pergerakan singkat grafik melampaui batas diperbolehkan.

Periode dan Deviasi Standar

Bollinger sendiri merekomendasikan penggunaan simple moving average 20 periode sebagai garis tengah dan 2 standar deviasi untuk menghitung batas pita. Biasanya, periode ditetapkan dari 13 hingga 24, dan deviasinya dari 2 hingga 5. Nilai bulat seperti 50, 100, 200, atau angka Fibonacci juga dapat digunakan sebagai titik. Perlu dicatat bahwa semakin tinggi periodenya, semakin rendah sensitivitas indikatornya dan semakin banyak lag yang terjadi. Pada instrumen dengan volatilitas rendah, pengaturan seperti itu akan membuat indikator tidak berguna.

Bollinger Bands Menunjukkan Karakteristik Berikut

Jika batas saluran menyimpang, hal ini menunjukkan kelanjutan tren yang berlaku, sedangkan jika bagian luar Bollinger Bands menyempit, hal ini mungkin menunjukkan tren melemah dan kemungkinan pembalikan.

Pergerakan yang dimulai dari salah satu batas kemungkinan akan berlanjut ke batas lainnya.

Posisi grafik harga relatif terhadap garis tengah menunjukkan arah tren. Jika grafik berada di atasnya, maka trennya naik, dan sebaliknya. Selain itu, garis itu sendiri juga harus diorientasikan ke arah yang sesuai.

Metode Penggunaan Bollinger Bands dalam Trading

  • Membeli/menjual dengan tren setelah kemunduran. Ketika suatu instrumen berada dalam fase tren stabil, Bollinger Bands membantu mengidentifikasi titik paling aman untuk dimasuki setelah kemunduran. Biasanya, dalam tren naik, grafik harga terletak di antara Bollinger Bands tengah dan atas. Oleh karena itu, membeli ketika harga menelusuri kembali dan mendekati batas bawah adalah hal yang menguntungkan. Sinyal konfirmasi yang baik adalah jika harga mengalami koreksi horizontal dan bukan koreksi zigzag pada saat ini. Dalam kasus seperti ini, ada kemungkinan perdagangan yang menguntungkan lebih tinggi, dan stop loss pendek dapat ditempatkan di bawah support konsolidasi. Exit for profit bisa dilakukan ketika harga melintasi garis tengah berlawanan arah atau mencapai titik target lainnya. Hal yang sama berlaku untuk tren turun.
  • Perubahan harga yang tajam sering terjadi setelah kontrak Bollinger Bands karena penurunan volatilitas. Seringkali, sebelum terjadi pergerakan yang kuat, instrumen mengalami volatilitas yang rendah. Pada masa-masa ini, terdapat ketidakpastian yang menghalangi pembeli atau penjual untuk mengambil kendali dan menggerakkan harga secara signifikan. Ketika kepastian muncul (seperti karena berita, terobosan level penting, atau masuknya pemain besar), mereka yang berada di pihak yang salah terpaksa buru-buru menutup posisinya, sehingga terjadi pergerakan impulsif.

Pada grafik, situasi ini sesuai dengan kontraksi Bollinger Bands sebelum pergerakan. Di sini, indikator tidak memberikan arahan tetapi menunjukkan momen untuk berhati-hati dan mencari titik masuk. Biasanya, jika setelah kontraksi harga menembus salah satu batas luar, pergerakan akan berlanjut ke arah tersebut. Namun, sinyal seperti itu bisa sangat lambat, jadi disarankan untuk menggunakan sinyal masuk tambahan.

  • Pengenalan pola “double top” dan “double bottom”. Bollinger menyarankan penggunaan bandnya untuk identifikasi pola analisis teknis klasik yang lebih akurat. Untuk pola “double bottom”, titik terendah pertama harus berada di bawah pita bawah, dan titik terendah kedua harus berada pada atau di atas pita bawah. Selain itu, penurunan volume pada titik terendah kedua berfungsi sebagai sinyal tambahan. Analisis serupa dilakukan untuk pola “double top”.

Selain metode umum tersebut, banyak sistem perdagangan yang menggunakan kombinasi Bollinger Bands dengan indikator lain seperti RSI, MACD, MFI, Parabolic SAR, dan lain-lain. Bollinger sendiri bahkan menyarankan untuk membuat band bukan untuk grafik harga itu sendiri tetapi untuk grafik RSI dan menggunakan sinyal yang dihasilkan. Oleh karena itu, Bollinger Bands menawarkan ruang lingkup yang luas untuk membangun berbagai sistem perdagangan dan direkomendasikan untuk dikuasai.

Kesimpulannya, Bollinger Bands adalah alat serbaguna dan ampuh dalam gudang senjata para trader, menawarkan wawasan berharga tentang dinamika pasar dan potensi peluang perdagangan. Baik digunakan secara independen atau bersamaan dengan indikator lain, Bollinger Bands menyediakan kerangka komprehensif untuk menganalisis pergerakan harga, mengidentifikasi tren, dan menentukan titik masuk dan keluar. Dengan memahami dan menerapkan berbagai metode pemanfaatan Bollinger Bands yang dibahas di atas, trader dapat meningkatkan strategi trading mereka dan meningkatkan peluang sukses mereka di dunia pasar keuangan yang dinamis.